Banyaknya ormas Islam di Indonesia juga berpengaru ada hal beribadah. Ternyata ada perbedaan nu dan muhammadiyah dalam sholat. Apa Saja?
Seperti yang diketahui ibadah sholat, terdapat berbagai perbedaan, termasuk di antara NU dan Muhammadiyah. Perbedaan NU dan Muhammadiyah dalam Sholat tidak hanya mencakup gerakan yang dilakukan, tetapi juga tata cara pelaksanaan dan bacaan yang digunakan.
Perbedaan NU dan Muhammadiyah dalam sholat tidak terjadi tanpa sebab. Keduanya didasarkan pada keyakinan yang diambil dari para ulama terdahulu, yang menjadi tempat belajar bagi para pendiri kedua organisasi Islam terbesar di Indonesia. Jadi, apa saja perbedaan utama di antara keduanya?
5 Perbedaan NU dan Muhammadiyah dalam Sholat
Organisasi Masyarakat muslim NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah mempunyai variasi perbedaan dalam pelaksanaan ibadah sholat. Berikut ini adalah lima perbedaan NU dan Muhammadiyah dalam sholat antara keduanya:
- Penggunaan Doa Qunur dalam Sholat Subuh
Salah satu perbedaan yang paling mencolok adalah penggunaan doa qunut dalam melaksanakan sholat Subuh. NU meyakini bahwa doa qunut harus dibaca pada rakaat terakhir sholat Subuh sebagai bagian dari tradisi dan keyakinan yang telah turun-temurun dari ulama terdahulu. Namun sebaliknya, Muhammadiyah tidak mengamalkan doa qunut dalam melaksanakan sholat Subuh mereka, karena mereka berpegang pada dalil-dalil yang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak konsisten dalam membaca doa qunut pada saat melaksanakan sholat Subuh.
- Bacaan Sholat
Bacaan dalam melaksanakan sholat, terutama pada bagian doa iftitah dan tahiyat, juga berbeda di antara NU & Muhammadiyah. NU umumnya menggunakan beberapa versi bacaan iftitah yang lebih panjang, sementara untuk Muhammadiyah lebih cenderung menggunakan versi bacaan yang singkat. Perbedaan ini juga terlihat pada tahiyat akhir di mana NU memiliki bacaan yang sedikit berbeda dari Muhammadiyah dalam hal bacaan akhirnya.
- Gerakan dan Tata Cara dalam Sholat
Selanjutnya ada gerakan sholat yang juga sedikit berbeda. Misalnya, NU mengamalkan tradisi bersedekap (menempatkan tangan di dada atau sedikit di bawah dada) saat berdiri,setelah takbiratul ihram. Sementara Muhammadiyah umumnya meletakkan tangan di bawah dada atau dekat perut. Selain itu, NU memiliki beberapa variasi dalam gerakan takbir dan ruku’ yang dianggap sebagai bagian dari keanekaragaman madzhab dalam islam.
- Sholat Tarawih
Perbedaan lain terlihat pada pelaksanaan sholat tarawih di bulan Ramadhan. NU umumnya melaksanakan sholat tarawih sebanyak 20 rakaat, berdasarkan tradisi ulama di Indonesia yang kebanyakan mengikuti madzhab Syafi’i. Sedangkan Muhammadiyah melaksanakan sholat tarawih sebanyak 8 rakaat, berlandaskan pada dalil-dalil yang mereka yakini lebih mendekati praktik Nabi SAW. Perbedaan ini juga mencerminkan pendekatan yang berbeda terhadap fiqh dan hadis dari masing-masing organisasi islam tersebut.
- Penggunaan Tahlil dan Do’a Setelah Sholat
Setelah selesai sholat, NU seringkali akan melanjutkan dengan tahlil, dzikir, dan doa bersama, yang dianggap sebagai cara untuk memperkuat spiritualitas dan mendekatkan diri kepada Allah. Dalam praktik Muhammadiyah, tahlil bersama setelah sholat jarang dilakukan karena mereka lebih memilih dzikir dan doa yang bersifat individual dan sesuai dengan sunnah Nabi SAW, tanpa menambahkan tradisi yang tidak secara eksplisit ada dalam sumber hukum Islam yang mereka yakini. Selain itu, kalian juga bisa emngunjungi website pemuda hijrah untuk mendapatkan informasi yang sangat lengkap tentang ajaran Islam.
Kesimpulan
Perbedaan NU dan Muhammadiyah dalam sholat adalah hal yang wajar dan tidak seharusnya memecah persatuan umat. Meskipun ada banyak variasi, seperti penggunaan qunut dalam sholat subuh oleh NU dan tidak digunakannya oleh Muhammadiyah, atau perbedaan bacaan pada tahiyat dan iftitah, keduanya tetap mengutamakan esensi ibadah kepada Allah SWT.
Perbedaan-perbedaan ini justru akan memperkaya keragaman Islam di Indonesia dan memberikan ruang bagi umat untuk memilih sesuai dengan keyakinan masing-masing, tanpa mengurangi nilai sholat itu sendiri. Pada akhirnya, NU & Muhammadiyah tetap bersatu dalam tujuan yang sama, yaitu memperkuat ukhuwah Islamiyah dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.